Pada akhir Tahun
2023 ini, Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Pj Ketua Tim Penggerak
PKK Provinsi Kalbar Ny. Windy Prihastari melaksanakan kunjungan kerjanya
ke Kota Singkawang dalam rangka memberikan Edukasi Gizi di Posyandu
Anggrek Biru Gang Mathan Sibu, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Singkawang,
Sabtu (30/12/2023).
Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Kalbar
menggambarkan bahwa kedepannya indonesia akan menatap Indonesia Emas
pada tahun 2045 dimana penghasilan per orang nantinya diangka 34 juta
per bulan.
“Pada tahun 2045 (Indonesia Emas) penghasilan kita
sebulan 34 juta per bulan. Banyak perusahaan dunia yang masuk ke
Indonesia, dan perusahaan kita yang ekspansi keluar. Namun, Pak Presiden
khawatir kalau anak - anak kita ada yang stunting. Sehingga 22 tahun
nanti anak - anak kita tak mampu bersaing, sehingga tidak bisa menduduki
jabatan2 penting di perusahaan itu,” tuturnya.
Ia menjelaskan,
generasi emas nantinya diharapkan mampu menjadi sosok generasi yang
cerdas dan sehat, sehingga mampu bersaing baik didalam maupun di luar
negeri.
“Itu lah Presiden minta jaga benar, jadi cerdas dan
pandai. Harus menjadi tenaga kerja yang handal. Kalau ada perusahaan
masuk, jangan sampai kita jadi pekerja kasarnya mereka jadi bosnya. Anak
- anak kita yang harus jadi bosnya”, tegas Harisson.
Ia juga
menjelaskan, stunting adalah kekurangan gizi yang berkesinambungan.
Dimana akar muasal penyebab serunting dari berbagai faktor. Yakni mulai
dari pengetahuan ibu - ibu yang masih rendah, ketahanan pangan masih
rendah hingga ketahanan ekonomi rendah. Oleh karenanya ia berharap.
Penanganan stunting tidak hanya terpaku pada 1 perangkat daerah saja,
tapi multisectoral.
“Stunting bukan tanggung jawab Dinkes
sendiri. Makanya adanya intervensi - intervensi. Harus lengkap juga
gizinya, mulai dari Karbohidrat, Protein hewani dan Lemak. Ada
pemberdayaan perempuannya, ketahanan pangannya, perikanannya juga misal
dalam rangka memperkuat ketahanan pangan rumah tangga. Ini penting saya
ungkapkan, agar ibu - ibu juga menyiapkan anak-anak yang ibu - ibu
gendong sekarang ini agar menjadi generasi yang terdepan,” terangnya.
Tak
hanya itu, ia juga berpesan agar melakukan langkah preventif dalam
penanganan stunting ini, yakni dengan melakukan intervensi kepada remaja
- remaja putri dengan menjaga kondisi tubuhnya, dengan memberikan
penambah darah serta tambahan asupan gizi lainnya.
“Kemudian ibu
hamil, juga ibu menyusui. Anak - anak kita harus ASI eksklusif, kemudian
lengkap imunisasinya. Kemudian MPASI (Makanan Pendamping ASI) setelah 6
bulan,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Singkawang Sumastro mengapresiasi atas kunjungan langsung Pj Gubernur Harisson di Singkawang.
“Dengna
adanya kununga lanhsung bapak Gubernur memberi arahan, dan tentu saja
kita akan terus berupaya mendorong kinerja stunting ini. Kami mencatat
berbagai kemajuan pada upaya kita untuk menurunkan stunting di kelurahan
di Singkawang. Tetapi memang tergantung dari keaktifan dari ibu - iby
untuk melakukan penimbangan balita secars rutin. Apabila ini bisa
dijaga, angka ini bisa valid. Kita juga baru menerima tim survey dari
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), kami berharap intervensi yang kita
lakukan melalui APBN, ABPD Provinsi, APBD Kota Singkawsng dengna terus
mengaktifkan kerja posyandu, mendorong terbentuknya dasawisma baru
menjadi bagian dari 1 akumulasi kinerja tingkat sektor,” ungkap
Sumastro.
Tak hanya itu, ia menyebutkan juga mengaktifkan program
- program lainnya dalam meningkatkan pelayanan kinerja kepada
masyarakat, dimana sebagai seorang Pj Walikota akan dievaluasi setiap 3
bulan, sebagaimana amanat pemerintah pusat.
“Terkait dengan
kegiatan hari ini kami laporkan kami juga mendorong penguatan posyandu
ini dengan mengefektifkan program lain, berkolaborasi dengan membangun
kawasan pertanian pekarangan lestari/kampung pangan lestari. Kami juga
mendorong secara masif melalui APBD Provinsi, dengan menanam cabe
sebanyak 30.000 batang seluas 28 hektar. Semoga ini juga dapat menjadi
langkah konkrit dalam penguatan ekonomi kita,” timpalnya.(adpim)
Tags:
#KALBAR