panen perdana kebun pertanian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Engkadu Batuah program ketahanan pangan dengan memanen terong, ketimun, gambas dan labu di Desa Engkadu, Kecamatan Ngabang. Foto:dki |
Gapoktan Engkadu Batuah memiliki luas areal lahan seluas tiga hektare yang merupakan tanah kas desa dengan menanam tanaman komoditi seperti terong, ketimun, labu, gambas, tomat, cabai, dan kangkung serta direncanakan juga akan membuat pembudidayaan untuk perikanan.
Karolin mengatakan bahwa program pertanian memang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat Kabupaten Landak, sehingga Karolin mendorong para petani kedepan tidak hanya menjadi seorang petani saja, namun para petani bisa juga menjadi pengusaha yang sukses.
“Jadi petani kedepan harus menjadi pengusaha. Jadi bukan cuma sawit yang ada toke, tapi juga harus ada toke timun, toke perenggi, toke sayuran dan ini merupakan peluang usaha. Kita tanam sawit capek nunggu berbuah duit keluar terus, kalau ini modal tipis masih bisa dan memungkinkan, tiga minggu atau empat minggu sudah panen cepat itu kalau dari sisi bisnis, selain itu kita juga tanam tanaman yang beragam, ada yang penennya cepat, ada juga panennya agak lama,” ucap Karolin.
Karolin mengajak para petani untuk bisa menjadi maju dan berkembang harus dibutuhkan kelompok tani yang kompak, sehingga bisa memberikan hasil yang dapat menjadi nilai tambah ekonomi bagi para petani.
“Untuk bisa berkembang para petani tentu tidak bisa sendiri tetapi harus dalam kelompok untuk itu kekompakan dan gotong royongnya terus ditingkatkan, selamat untuk para petani yang sudah melaksanakan panen semoga ini sukses dan bisa menjadi potensi ekonomi yang berlanjut dan semakin berkembang,” kata Karolin.
Bupati Landak periode 2017-2022, Karolin Margret Natasa menjelaskan bahwa saat awal menjabat sebagai Bupati tanaman pangan dan holtikultura di Kabupaten Landak tidak menjadi hal prioritas bagi para petani sehingga dirinya berusaha memberikan dorongan untuk mengajak petani meningkatkan potensi dari tanaman pangan dan holtikultura.
“Awal Saya menjabat Bupati tahun 2017 susah payah kita mendorong untuk bisa ada tanaman pangan dan holtikultura bahkan dulu indeks Pola Pangan Harapan (PPH) kita paling rendah yakni 76 dan sekarang sudah 85. Bupati kalau pintar itu kerja pakai target dan kades juga harus diberi target, kalau kadesnya pintar target pasti tercapai diakhir masa jabatan, supaya antara program dan pembiayaan itu sejalan, jadi kita kerja itu harus ada target yang dicapai. Kepada pak Pj kami titip juga apa yang kami rintis selama ini mudah-mudahan tetap mendapatkan perhatian dan bimbingan serta bersyukur jika ada hal-hal yang bisa membantu petani,” jelas Karolin.
Senada dengan Karolin, Penjabat (Pj) Bupati Landak, Samuel mengungkapkan bahwa tanaman pangan dan holtikultura ini juga memiliki nilai tambah yang sangat besar bagi para petani dan peluang usaha yang menjanjikan, namun para petani juga bisa melihat kebutuhan apa saja yang diingikan masyarakat.
“Nilai tambahnya sangat banyak, pertama untuk kebutuhan sendiri pasti sudah terpenuhi, yang kedua pastilah tidak hanya untuk kebutuhan sendiri karena dengan luasan tiga hektare ini pasti sudah berorientasi pada bisnis seperti yang Ibu Karolin bilang dapat memanfaatkan intelejen bisnis dengan baik sehingga hasil ini bisa dipasarkan di tempat yang betul-betul memerlukan dengan harga yang memadai,” ungkap Samuel. (dki)